kenapa orang anti kangen band

Ya.. judul yang sangat kontoversi. Di jagat musik indonesia saat ini , memang beragam musik sudah sangat banyak dan beragam. Mulai dari aliran msiknya, genrenya, liriknya dan seabreg variasi juga sudah mulai bermunculan. Musik adalah curahan hati yang dibuat oleh penciptanya, bisa sekedar untuk meyalurkan hobi atau memang untuk komersialisasi, yang pasti semua itu ditujukan untuk diperdengarkan baik oleh diri sendiri maupun orang lain secara luas.

Dan memang pencipta lagu ingin memberikan yang terbaik untuk penciptaanya, walaupun demikian tetap kekurangan itu masih ada. Seperti grup band asal Lampung ini yang menuai banyak kontra, tapi ada juga yang pro.

Seperti halnya kangen band ini, band yang muncul di ranah musik indonesia, menimbulkan kontra yang sangat banyak di media internet terutama.  Walaupun sebagian lagi juga ada yang pro. dengan tidak berpihak pada yang pro maupun kontra. Saya ingin sedikit ngomong atau setidaknya ikut nimbrung dalam kesempatan ini.

Menurut yang kontra bahwa band ini adalah band kacangan yang tidak pantas berkecimpung di dunia musik kita, karena lirik-liriknya yang cenderung kampungan dan mence-mence serta tidak mendidik katanya. Dan juga ada musisi david Naif yang menyatakan ketidaksukaannya dengan band ini, dan langsung berkomentar “Please dong jangan band ini yang di tampilkan, mau dibawa keman musik kita”.  Kira-kira itulah kalimat yang dilontarkan, walau kalimatnya tidak pas, tapi itulah kesimpulannya.

Selain itu, kualitasnya musiklanya juga tidak bagus, suara vokalnya lari pas manggung dan lain sebagainya. Pokoknya banyak dech….!

Tapi… anehnya..:

Walaupun cercaan dan hinaan dari berbagai kalangan, band ini malah meroket dan bahkan dapat double platinum lagi, sebuah karya yang sangat luar biasa. Malah sudah ke Malaysia dan ke Hongkong segala. Bagaimana bisa terjadi. …?

Persepsi saya :

Saya tidak pro dan tidak kontra…! Tapi saya tetap menghargai hasil karya orang lain. Kalau menurut saya band ini malah bisa dibilang unik, ya .. unik. Karena dengan latar belakang yang biasa aja bahkan orang kampung kayak saya, bisa menaklukkan Jakarta, atau bisa disejajarkan dengan band-band papan atas atau setidaknya dalam berbagai even, mereka banyak ikut ambil bagian. Tapi, untuk kemajuan musik Indonesia, bukan latar belakang nya itu jadi perhatian, tapi bagaimana kualitas bermusik dan tentunya juga harus bisa diterima oleh masyarakat. Kalau kualitasnya bagus, tapi masyarakat kurang begitu suka, ya susah juga untuk dikenal, paling-paling orang-orang tertentu aja yang suka atau yang tahu. Sedangkan masyarakat umum ingin sesuatu yang berbeda dan easy listening tentunya.

Sehingga antara kualitas dan komersil seolah-olah tidak bisa disatukan. Kalau ingin berkualitas tentu komersil akan terabaikan, contohnya lagu bengawan solo yang sampai sekarang masih eksis dan kemarin malah dapat cendramata dari jepang, tapi apa komersil dan memasyarakat, hanya orang tertentu dan kalangan tertentu saja yang masih memperdengarkan lagu itu.

Kalau ingin komersil maka kualitas juga akan terbaikan, contohnya ya..lagu-lagu anak muda sekarang ini. cepat terkenal tapi bentar lagi akan cepat tenggelam karena memang begitulah hukum alam. Kalau banyak barang tentu konsumen banyak pilihan, sehingga persaingan makin ketat.

Dan bagi masyarakat umum tidak akan melihat komersil atau tidak, yang penting lagu itu enak didengar maka akan beli kasetnya, Tapi kalau tidak enak di dengar maka tidak akan dibeli itu saja. Sehingga pencipta lagu juga harus juga berpikir bagaimana supaya lagu yang diciptakannya bisa diterima oleh masyakarat dan tentu masyarakat yang baik.

Nah.. dari judul di atas, saya ingin mengetahui rekan sekalian yang pro maupun kontra silahkan sampaikan opini anda, dan mohon dengan penyampaian yang bagus karena inilah cermin diri kita.

61 tanggapan untuk “kenapa orang anti kangen band

  1. saya sangat setuju dengan pernyataan komersil dan kualitas, terkadang memang tida bisa sejalan tapi tidak jarang dia akan saling mengiringi.

    jika melihat ketidaksukaan terhadap band pendatang baru olah pemain lama (kangen band vs david “naif”), wajar jika dilihat dari sudut persaingan, mereka akan sama-sama berjualan dipasar yang sama.

    tapi saya sendiri, lebih melemparnya kepada para penikmat musik sendiri,telinga gak bisa dibo’ongin….gengsi akan hilang dengan sendirinya… para metal juga bisa mellow (ngertikan maksudnya…)

      1. Kangen Band O kualitas… lgu2nya pelemah mental.. klo di era soekarno ne grup dah di bredel kali…

    1. gue teddy….
      langsung ja,q benci bgt ma kangenband,vokalisnya andika mukanya ky pke topeng….nyanyi ja suara nya palas bgt

  2. Kangen Band here. Kangen Band there. Kangen Band, Kangen Band, Kangen Band. Well, sepertinya sudah cukup banyak heboh di internet mengenai Kangen Band, dari mulai yang mencaci-maki sampai dengan yang membela dengan penuh semangat.

    Secara subyektif, menurut saya musik genjreng-genjreng semacam itu JELEK. Ya, dan ini termasuk band-band seperti Peter Pan, Ungu, The Rock, dan sejenisnya (Heh). Sayangnya band-band yang (menurut saya) bagus seperti Warna, The Groove, dan T-Five semakin menghilang, sehingga saya semakin jarang mendengarkan musik-musik lokal. Sekarang ini paling hanya Andezz atau Maliq n D’essentials

    Tapi secara obyektif, Kangen Band itu adalah fenomena marketing yang luar biasa, dan cukup menarik untuk diamati.

    Salah satu fenomena yang terjadi di Indonesia adalah “peningkatan kemakmuran” untuk lapisan masyarakat tertentu. Memang secara umum kondisi ekonomi Indonesia bertambah buruk (this country is going down to hell, really), tetapi beberapa produk tertentu malah semakin murah dan semakin mudah diperoleh. Sepeda motor semakin murah, barang-barang elektronik semakin murah, dan hampir tidak ada orang yang tidak memiliki cellular phone. Kemakmuran semu? You bet.

    Nonetheless, lapisan masyarakat yang dulunya hanya bisa puas dengan radio AM sekarang bisa dengan mudah membeli DVD player, boombox, dan portable media player. Dan jangan bother membahas tentang walkman karena saya pernah melihat walkman yang harganya lebih murah dari segelas (yep, segelas!) Johnnie Walker Red Label. RRC memang negara yang ajaib, bisa memproduksi barang-barang semurah itu.

    Tapi perangkat pemutar media saja tidak cukup tanpa content media yang dimainkan. Percuma memiliki MP3 player atau walkman kalau tidak ada lagu-lagu untuk diputar. Maka terjadi suatu gap. Suatu peluang pasar.

    Dan Kangen Band berhasil mengisi gap ini dengan sukses. Tentunya ini terlepas dari bagus atau tidaknya musik yang dimainkan.

    Dan ini adalah pasar yang sangat BESAR. Kalau mau jujur, baru berapa persen sih masyarakat Indonesia yang sudah bisa menikmati indahnya gamelan Bali? Berapa banyak yang sudah bisa mengapresiasi kreativitas Claude Challe (Buddha Bar) dalam memadukan elemen-elemen musik elektronik dengan musik Oriental? Berapa banyak yang sudah pernah mendengaran Smoma atau Cafe del Mar? Sekarang bandingkan dengan “musik genjreng-genjreng” yang gampang dicerna itu. Sekarang ini dari mulai pengamen sampai warnet sampai supermarket, semuanya memutar musik-musik semacam itu. Mungkin penggemarnya ada puluhan juta. Suatu pasar yang sangat Besar dengan B kapital.

    Seperti sinetron-sinetron Raam Punjabi, Kangen Band adalah “marketing product”, suatu komoditi untuk memuaskan pasar yang sangat besar itu.

    Image kampungan yang ditampilkan oleh Kangen Band bisa jadi merupakan selling point mereka. Saya pernah melihat iklan dari suatu acara reality show berjudul “Fans Kangen Band”, disertai dengan cuplikan-cuplikan dari reality show tersebut. Pada cuplikan itu ditampilkan profil para penggemar Kangen Band, yang ditampilkan secara blak-blakan bahwa mereka berasal dari lapisan masyarakat yang sama dengan para personil Kangen Band.

    Tanpa pretensi dan tanpa malu-malu, Kangen Band mengakui bahwa mereka memang kampungan, dan mereka berhasil menerapkan strategi marketing yang sangat efektif dengan cara merangkul para penggemar mereka yang juga, for lack of better term, kampungan (kalau ada terminologi yang lebih sopan tolong sebutkan). Dengan demikian, penggemar akan “merasa dekat” dengan mereka.

    Pendekatan marketing semacam ini belum pernah dilakukan band-band lokal lainnya seperti The Rock, Ungu, Samsons, atau Peter Pan. Dan dalam hal ini Kangen Band sudah unggul satu langkah. Para pengamen yang sering memainkan lagu-lagu Samsons akan susah untuk “merasa dekat” dengan band idola mereka. Pembantu rumah tangga di rumah orangtua saya sangat suka Ungu, tetapi dengan pendekatan marketing semacam ini, dia mungkin akan segera beralih ke Kangen Band.

    Saya memang benci, no, MUAK kepada musik Kangen Band, tapi saya harus mengakui kejeniusan tim marketing mereka.

    Tapi bagaimanapun juga, eksploitasi pasar semacam ini tidak akan bertahan lama, apalagi strategi marketing di Indonesia cenderung mengikuti “budaya latah”. Saya tidak akan heran kalau nantinya akan banyak tiruan-tiruan Kangen Band (atau mungkin sudah? Like I said, I don’t listen to local bands anymore). Pasar adalah medan perang, dan dalam hal ini tim marketing Kangen Band harus bisa mempertahankan teritori mereka.

    Pada akhirnya, terlepas dari kesuksesan marketing Kangen Band, secara subyektif saya tetap menganggap bahwa band itu JELEK. Now excuse me, I’m going to listen to a Cafe del Mar album to clear out my mind.

  3. disamping mereka (anti kangen) tidak suka musiknya, mungkin mereka hanya iri atau dengki, melihat sekelompok orang dari lapisan masyarakat bawah yang melejit menjadi orang yang terkenal, tapi mereka tidak bisa melakukan satu hal yang bisa membuat mereka mendapatkan hal yang sama seperti yang didapat kangen band

    memang, untuk meraih hal yang besar diperlukan pengorbanan yang besar, dan harus menghadapi tantangan yang besar pula

    kalo saya pribadi, ada lagu kangen yang saya suka, namun ada juga yang tidak suka, tapi bukan benci 😀

    soal personel nya: salut buat mereka :D, tetep kuat walopun menghadapi cercaan dari ribuan ato jutaan anti-kangen

    kalo saya mah…, mungkin udah down mentalnya 😀
    gak tahu gimana dengan anda? ato dengan mereka?

  4. ikhsan said: disamping mereka (anti kangen) tidak suka musiknya, mungkin mereka hanya iri atau dengki, melihat sekelompok orang dari lapisan masyarakat bawah yang melejit menjadi orang yang terkenal,
    Hm, kalau sesama band mungkin saja, tapi kalau dari kalangan pendengar rasanya tidak mungkin seandainya kita tidak suka Kangen Band karena iri.

    Kalau saya sendiri tidak suka Kangen Band karena saya memang tidak suka dengan musik genjreng-genjreng yang dinyanyikan dengan suara cempreng seperti itu. Menurut saya musik Kangen Band itu menyakiti telinga dan menganggu kesehatan jiwa. Saya tidak suka Kangen Band karena alasan yang sama kenapa saya tidak suka Kerispatih, Peter Pan, Ungu, The Rock….

    Sialnya gara-gara penasaran masalah Kangen Band itulah saya jadi ter -ekspose kepada band-band norak lainnya. Seandainya saya tidak penasaran menjelajah Glodok untuk mencari-cari MP3 Kangen Band, maka saya tidak akan pernah tahu bahwa ada band yang bernama Kerispatih, Radja, atau The Rock, misalnya. Ternyata rasa penasaran itu betul-betul berbahaya….

  5. pendapat saya sih sama aja. saya benci kangen band karena emang musiknya gak enak abis. enakan juga dream theater. trus personelnya itu lhoo… NORAK!! gayanya (apalagi rambutnya) sama persis kaya preman di pasar.

  6. seperti bintang dilangit
    begitu cinta kita
    tak kan pernah binasa
    meski terhapus masa
    *
    terima kasih tuhan
    kautelah sempurnakan
    telah engkau ciptakan
    dia untuk diriku
    aku bukan pujangga
    yang pandai rangkai kata
    yang ku punya hanyalah
    hanya segenggam cinta
    saat kita melaju diatas dua roda
    pegang erat pundakku saat meninggalkan ku
    lupakan aku bila itu terbaik untuk mu
    jangan pernah kau tanyakan cinta yang tersisa
    yang kau pun tak punya
    biarlah
    aku akan pergi
    tinggalkan semua
    cinta ini selamanya
    patahkanlah sayapku
    saat ku mencoba
    berpaling dari kasih dan sayangmu
    maka bunuhlah aku bila aku mencoba berpaling dan mencari penggantimu
    bagai bintang dilangit
    begitu cinta kita
    tak kan pernah ternoda
    meski terhapus masa

  7. kalo aq si suka2 aja, yg penting enk didngr n bs menghibur,,
    mslh berkualitas ap g nya ya kalo semuanya berkualitas kan repot juga, gitu aja kok repot..
    yg pntng menurut q tuk para musisi yg mngkn merasa diri mereka yg berkualitas bngt, dukungan kalian tuk mrk yg mnrt kalian tdk berkualitas itu, bukan kalimat2 yg bs mematikan semangat mrk, sp tau kedepan mereka bs lbh berkualitas, hidup itu berproses, g ada orang yg perfect…

  8. menurut saya untuk menikmati musik ga perlu liat personil ato yg lainnya,,asal enak didenger n pas wat keadaan kenapa enggak masukin lagunya kangen band di list iPod ato mp3?hehehehe,,

    tapi saya emang ga suka aliran musiknya kangen band sih..hehe

  9. kangen band ………………….kata w ce kangen band ntu norak bgd, lirik lgunya pada ga nyambung but sebagai orang indonesia w harus bisa dong menghargai karya cipta orang lain ….. so bwt kangen band please rubah donk aliran musik_nya biar lebih enak d denger………………………………….

  10. Itulah Indonesia, kita ini betul-betul bangsa yang bodoh yang mau saja menelan mentah-mentah produk berkualitas rendah seperti sinetron dan burger MacDonald’s, sehingga kita terus-terusan menjadi korban eksploitasi pasar tanpa bisa mengkritik. Oleh karena itulah kita terus dibanjiri band-band norak seperti Kangen Band dan D’Masiv yang cengeng dan kampungan, yang sayangnya sangat dicintai oleh kebanyakan ABG masa kini. Demikian juga dengan sinetron-sinetron kampungan buatan Shanker atau Punjabi yang sangat populer itu.

    Dawson’s Creek juga sinetron remaja, tapi kok bisa lebih ‘berisi’. Bahkan Smallville yang cuma sekedar diangkat dari komik saja bisa lebih ‘berisi’ daripada sinetron-sinetron norak buatan orang India itu. Kenapa orang Indonesia tidak bisa membuat karya-karya yang cukup bagus seperti Dawson Creek, padahal dulu kita punya sineas-sineas berbakat seperti Asrul Sani dan Slamet Rahardjo.

    Parahnya lagi, kalau ada yang mengkritik, maka si kritikus tersebut dimaki-maki sebagai ’sok elitist’, ’sok borju’, etc, etc. Bahkan sampai dibilang IRI segala macam, padahal sebagai pendengar, bagaimana mungkin kita iri? Kita ini bukan sesama artis yang takut kalah bersaing dengan Kangen Band; kita ini pendengar yang sudah muak mendengar suara cempreng dan ‘menye-menye’ yang menyanyikan lagu-lagu cengeng. Huek.

    Ya tidak heran kalau orang Indonesia tidak akan pernah bisa membuat karya-karya yang bagus. Sebagai perbandingan, orang IRAN saja bisa membuat karya-karya sinema yang jauh lebih memukau daripada Hollywood. Orang Indonesia? Rasanya tidak mungkin. Bukannya orang Indonesia tidak berbakat, tapi seniman-seniman berbakat tidak akan punya tempat di masyarakat Indonesia yang sangat mencintai sinetron dan Kangen Band.

    Yaaap, itulah Indonesia, negaraku tercinta yang kaya alamnya, tapi miskin hatinya…. namun demikian mari kita ciptakan pembaharuan-pembaharuan dan perbaikan meski hanya hanya lewat sebuah dunia maya, walau pasir sebesar gunung, tapi kalau terus-menerus diangkut pasti akan berkurang.

  11. Pendapatku kurang lebih sama dgn mas Kreshna

    Bukan tampang atau gaya kampungan dari Kangen Band yg gk aku suka
    Tapi MUSIK mereka
    Aku gk peduli mereka dulu tukang cendol kek, pengamen kek, tukang bangunan kek, mukanya jelek kek, asal kalo musiknya gk semenye-menye ini mungkin aja aku akan respek sama mereka

    Contohnya gitaris Kapten (lupa namanya 😛 ), mukanya (maaf) pas-pasan dan gayanya terkadang (sekali lagi maaf) agak norak tapi skillnya bagus, main gitarnya gila-gilaan euy :mrgreen:

  12. Saya suka kangen band, apalagi lagu kembali pulang. di clipnya ada si buta dari goa hantu n monyetnya juga, serta ada pocong lagi loncat loncat. keren deh, so sweat…

  13. hari gini suka sama kangen band…. ga zaman deh…. gue anti kangen band,,, kenapa lo yang sewot… kangen band fuck

  14. gua sangat suka sama kanGen band, rasanya g.. tega memaci kangen band. gua tahu kanapa lo g.. suka ama kangen band, karna lo ga bisa seperti mereka kan.ADUH kasihan lo ya gak bisa kayak kangen band.HEEE… LO LO YANG MEMACI-MACI KANGEN, INGAT YA JIKA SEKALI LAGI LO HINA KANGEN, GUA JAMIN PASTI TEMPAT LO NERAKA, DAN KANGEN BAND YANG TABAH DAN BERIMAN PASTI MASUK SURGA. HADAPI DULU GUA BARU KANGEN BAND

  15. Dukung kangen band.. krn musik adlah soal rasa dan perasaan,, jd biarin perasaan y menikmati.. awalnya cm satttu y anti krn tersaingi ato iri.. sayangnya die memprovokasi.. dan celakanya org2 y sok ngerti musik, sok elit ini jadi ikut2an.. salut bt kangen..

  16. gw gak suka “kangen band” dan juga gak suka “band WALI”,RADJA,ANCUR BAND,dan beberapa band2 pendatang baru .gw lebih suka band2 barat yg beraliran metal,hip-hop,alternative,rock hiphop,dkk. seperti:linkin park,pod,limp bizkit dll,gw lebih suka band barat cos di indo gak ada band yang bagus..yang bagus cuma segelintir.WALI BAND ANCUR !!,ANCUR BAND ANCUR PERSONILNYA KAYAK ORG GILA mau2x dandan kayak gtu .

  17. kesian ya ama orang-orang indon, daripada politik hingga ke musik, semua bisa jadi bahan ketawa. kangen band cuma sebuah band musik, kalau gak suka dengar ya udah, gak usah dengar, pilih aja band-band yang lho suka. apa hasilnya lho anti dgn band-band musik seperti ini. mereka tetap ada peminat. one more, lho bilang mereka kampungan, adakah lho cukup bandar nya? apa lebihnya jadi orang bandar kalau hati busuk dan selalu aja dengki dan tidak senang ama kesenangan orang lain. kualitas adalah suatu yang subjektif, setiap orang menilai dari sudut yang berbeza. ada yang bilang andezz bagus, ada yang bilang So7 bagus dan ada yang bilang ungu bagus tp gak semua setuju dan suka kepada mereka. jadi hormati aja orang lain kalau kita juga mau dihormati, just LIVE and LET LIVE.

      1. laris manis he he he gak papa tampang dianggap kampungan tapi duwit gedongan…..yang sabar….saya sendiri suka god bless, power metal, boomerang, kla project tapi tidak menghina kangen band….klo sudah rejeki tidak akan lari ha ha ha….

  18. Musik bersifat universal. yah seperti makanan lah ada orang suka gudek ada tidak, ada suka pempek ada tidak. jadi menurut pendapat masing2. jadi tidak ada yg BENAR dan juga tidak ada yang SALAH. jadi kembali ke diri ANDA kemasing-masing. pisss

  19. gw lebih suka kangen band soalnya apa adanya. jujur. dari pada ungu, badan penuh tatto tapi lagu melow kayak bencong. ungu icon waria indonesia.

  20. Kalu gw sih mang dari dulu kagak demen me kangen band,lagunya ngeLow mulu,boleh di contoh SlANK..biar musiknya banyak yg slow tapi lagunya kagak ngeLow,tetep enak di denger dan pasti sangat menghibur,apalagi dengerin lagu2 Slank sambil makan singkong bakar wuachhhh mantaft,gw semenjak masih di pirut nyokab mpe sekarang memamg penggemar slanker,mangkenye gw kagak demen band pendatang baru,band pendatang baru khusus buat anak anak ABG jaman sekarang yg taunya cuma lagu cinta,walaupun musiknya amburadul,itulah sebabnya musik pendatang baru cuma gebrakan sesaat,biasanya ngeTop cuma di Album pertama sampai Album ke 3 mentok selanjutnya memble alias ra payu,

  21. mendingan band di indonesia bergaya jepang atau harujuku atau aliran musik indonesia itu mendingan kayak nagoya kei j metal kalau band kayak kangen band dan band besar kayak ungu apa kek muak gua apa lagi penyanyi indonesia itu norak semua belum ada band indonesia terkenal di jepang atau di dunia gara gara musik norak kampungan kamcrut apalah empet gua

  22. Yang saya tahu bahwa musik indonesia tidak rame,yang rame musisinya doang.Dan kenapa musik kita seragam,ini karena ada yang tidak beres dalam industri

Tinggalkan Balasan ke ZAERI TAHRIZI Batalkan balasan