Perlukah Presiden di ruwat?

Banyaknya kecelakaan yang terjadi diawal tahun 2007 ini, membuat kita tak habis pikir, kenapa ya bisa seperti ini, atau memang udah zamannya, ataukah memang kita pantas mendapat ujian seperti ini. Membaca detik.com beberapa waktu yang lalu, ada komentar dari anggota Dewan bahwa Presiden dan Sri sultan harus di ruwat.

Oh ya diruwat.. apakah itu ?

Diruwat atau ruwatan adalah semacam tradisi masyarakat jawa yang dilakukan di suatu tempat atau di rumah yang tujuannya untuk menghindarkan dari segala macam bahaya. Ruwatan ini dilakukan dengan membaca do’a atau mantera tertentu dengan melakukan upacara ritual. Menanggapai fenomena seperti ini, timbul pertanyaan ? Bukankah acara ruwatan itu merupakan sebuah tradisi dan bukan merupakan cara untuk menghindari dari bahaya. Sebenarnya memang bahaya tidak dapat dihindari, karena itu memang sudah ketetapan Tuhan.. Tapi Tuhan juga menyuruh kita untuk ihtiar/usaha melakukan sesuatu kerah yang lebih baik, kearah yang diridhoinya.

Saya lebih berpikir ke arah hati. Walau pun ruwatan itu dilakukan tidak akan berarti apa-apa jika hati manusianya yang sudah bobrok. Lihatlah kemaksiatan terjadi dimana-mana, tiap hari ada saja tindak kriminal, bahkan yang lebih parah lagi dengan berbagai cara dan bentuk orang berbuat kejahatan. Kemana-mana kita tidak aman, selalu was-was, Orang tidak lagi menjalankan hak dan kewajibannya, menjadi pemimpin cuma untuk dunia. Hal inilah yang menyebabkan negeri kita hancur dan banyak bencana. Jadi kembalilah kepada yang SATU, kembali ke jalan yang benar, dan hanya Dialah yang mampu menenangkan negeri kita ini.

4 tanggapan untuk “Perlukah Presiden di ruwat?

  1. Wah jangan sampe jadi syirik, yang perlu itu di perbaiki mindset di bongkar total, reparasi…semoga masih ada waktu 🙂

    Ya itu masalahnya.. nanti pakai bakar-bakar kemenyan segala bisa berabe nih.

Tinggalkan Balasan ke Luthfi Batalkan balasan