Pancingan bahasa Jurnalis

Ingin jadi Penulis….? Wah bagi yang berbakat, bisa tuh ngelamar di Surat kabar. Kalau yang masih malu-malu ya ngeblog aja seperti ini. Bisa tulis apa aja yang kamu suka, model tulisan terserah, gaya bahasa tidak ada yang ngatur, tapi..kalau ada yang nggak suka dengan tulisan anda.. ya tanggung sendiri. Memang betul kata orang bijak, Pena lebih tajam dari pedang. Dengan pena, sanggup menggerakkan massa dalam satu kampung bahkan satu negara sekalipun. Jadi kalau nulis-nulis ya harus bisa dipertanggungjawabkan.

Lha.. terus jadi penulis yang bagus gimana…? tentu kuncinya yang pertama adalah suka menulis, kemudian kalau itu sebuah berita tentu harus merupakan fakta. Lalu menggunakan bahasa yang menarik serta pemilihan judul yang dapat menggugah orang untuk membacanya.

Nah.. aku jadi teringat berita Detik.Com beberapa waktu yang lalu dengan Judul “Erros seranjang bareng Artika Sari Devi”. Gdubraak.. waduh.. kok rasanya gak mungkin ya. ada apa sebenarnya. Jadi penasaran nih, akhirnya aku baca sampai habis. Ohh ternyata Erros mau main Film yang ada adegan seranjang dengan Artika. Weleh-weleh…! Kirain tadi memang fakta Seranjang beneran.. ! Setelah dipikir-pikir ini Jurnalisnya memang oke juga nih milih judul. Padahal kalau kita teliti, berita utamanya kan Erros mau main Film, cuman di dalamnya ada adegan seranjangnya.. gitu lho..! Tapi oleh Jurnalis..itu dijadikan Judul utama supaya menarik minat pembaca. Benar-benar Hebat ya…!Coba kalau judulnya “Erros mau main Sinetron”. Mungkin aku lewatkan aja , cari berita yang Hot he he. he…! Nah lagi-lagi judul ..lagi judul… Memang judul pengaruh ya..
Nih judul yang lebih hebat “Awas Manusia super ngobra-abrik Washington”… Temukan jawabanya di Indosiar hari senin Jam 08:00 malam.. he he he Film Hulk ya…!

4 tanggapan untuk “Pancingan bahasa Jurnalis

  1. ooo gitu ya mas, thanks pelajarannya…tahu gitu postingan yg kemaring itu kubikin judul heboh… pengalamanku di dalam ruang sauna, halaaah hahahaha

    Ha ha ha… disauna baknya bocor ya…mandinya pindah deh ke tetangga. he he he

  2. Judul penting. Isi penting juga. Ya harus dibedakan antara nulis berita dan nulis karya ilmiah atau fiksi dong.

    Iya.. tuh… tapi..kalau tahu-tahu korannya terpotong bagian judulnya aja… bisa gawat nih… misalnya adik si anu sakit parah.. rupanya setelah dibaca cuman dalam film.. he he he..!Trim’s atas kunjungannya.

  3. Yang penting laku saja lah… menang judul dulu, isi belakangan… begitu koran kalau gak berkualitas pak di daerah saya.

    Wah-wah.. gitu ya.. menang body doang kalau gitu… tapi hatinya belum tentu.. he he he kayak manusia aja..ya

  4. Itulah yang namanya “dari judul turun ke isi”…yang dilihat kan hampir bisa dipastikan selalu judulnya dulu

    Yaaapp…! dari mata turun ke hati…! emangnya orang lagi jatuh cinta…! trim’s ya atas kunjungannya..!kayak Askar Deking ya. suporter PSPS

Tinggalkan Balasan ke Evy Batalkan balasan